About keindahandesain

seorang mahasiswa ISI Denpasar yang ingin meluangkan waktunya untuk berbagi apa yang telah ia dapat pelajari disana tentu blog ini bakal mengulas dan memecahkan masalah yang para pembaca bingungkan tentang seni

Prinsip-Prinsip Penyusunan karya Seni

Sebuah rancangan/seleksi atau aransemen dari elemen-elemen formal karya seni itulah yang dinamakan desain. Desain merupakan ekspresi konsep seniman dalam berkarya yang mengkomposisikan berbagai elemen dan unsur yang mendukung(Ralf Meyer). Desain merupakan aktifitas menata unsur-unsur karya seni yang memerlukan pedoman yaitu azaz-azaz desain(principles of design) antara lain :

 

  • Unity

Unity merupakan salah satu unsur dan pedoman dalam berkarya seni dan juga merupakan kesatuan yang diciptakan lewat sub azaz dominasi dan subordinasi(yang utama dan kurang utama) dan koheren(bertumpu pada kedekatan/letak yang berdekatan dalam membuat kesatuan) dalam sebuah komposisi karya seni.
Komposisi diupayakan lewat ukuran, warna, tempat , serta konvergensi dan perbedaan atau pengecualian.

  • Balance

Persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi dalam karya seni.
Balance dapat di kelompokkan menjadi :
–    Hidden balance (keseimbangan tertutup),
–    Symentrical balance (keseimbangan simetri),
–    Asymetrical balance (keseimbangan asimetris),
–    Balance by contrast (keseimbangan dalam perbedaan atau oposisi).

  • Rhythm(irama)

Irama dalam seni rupa dapat dilihat pada karya seni yang menunjukkan adanya urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau unsur-unsur lainnya. Irama terdiri dari beberapa jenis seperti repetitif, alternatif progresif, dan flowing(ritme yang memerhatikan gerak berkelanjutan).

  • Proporsi

Proporsi ialah hubungan antara bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan/keseluruhannya. Proporsi berhubungan erat dengan balance(keseimbangan), rhythm(irama, harmoni) dan, dalam bukunya Herbert Read, the meaning of Art disebut unity (kesatuan) disebut dengan proporsi giometris yang lebih dikenal dengan “Golden Section“.
Menurutnya Golden Section merupakan kunci misteri yang sejak awal masa filsafat yunani mencoba menemukan hukum geometris. golden Section selama ini dipandang sebagai jawaban dari misteri yang ternyata sangat universal. Seringkali Golden Section dipergunakan untuk menentukan proporsi yang tetap antara panjang dan lebar pada empat persegi panjang jendela dan pintu figura serta buku atau majalah. Hukum proporsi juga sering dipergunakan dalam seni lukis, yaitu hubungan antara bidang diatas dan dibawah garis langit, antara latar muka dan latab belakang dan pembagian latar yang lain.
Lebih tegas lagi dikatakan Golden Rasio adalah suatu perbandingan yang juga adalah sebuah perimbangan(proportion). Bangunan gedung dan karya seni apapun biasanya menerapkan rasio 1 : 1,6 untuk ukuran tinggi dan lebarnya sehingga mendapatkan kesan yang enak dipandang mata. Ukuran ini sering disebut Golden section atau Golden Cut yang berarti belahan keemasan.

Nirmana

Nirmana adalah sebuah gabungan kata nir, yang berarti “tidak/bukan/tanpa”, dan mana yang berarti “makna”. Dalam proses awal belajar tentang seni rupa, istilah ini sering dikaitkan dengan karya atau studi karya yang tidak memiliki makna(non representasi). Pada umumnya istilah inidipakai sarana studi mengenai unsur-unsur dan struktur dalam karya seni, khususnya dalam kaitanya dengan bidang ilmu kesenirupaan.

Oleh karena itu mengenal ilmu nirmana tidak terlepas dari usaha untuk mengerti dan memahami bagaimana cara atau teknik dalam penciptaan karya-karya seni rupa. Sebelum mencipta, merancang/merencana kita harus sudah memiliki pengetahuan(knowledge) dan ketrampilan(skill) yang berhubungan dengan masalah kesenirupaan. Maka mempelajari nirmana adalah melatih ketrampilan dan memperoleh pengetahuan praktis sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya sesuai dengan bakat dan bidang yang dimiliki.

Tidak sedikit dari hasil seni yang mendalami nirmana dan menonjolkannya pada media yang tepat bisa memberikan nilai seni dan corak yang enak dilihat baik dari segi komposisi, proporsi, irama, keseimbangan maupun perspektifnya. Banyak pula para seniman yang membuat ‘master piece‘ dengan menonjolkan segi nirmananya, mengkomposisikannya dengan baik sehingga menarik banyak peminat akan seni yang telah ia buat.

” Walaupun sederhana, tetapi dapat memberikan sentuhan yang berarti pada SENI

 

Selera dan Nilai Seni

Selera atau rasa sifatnya sangat relatif subyektifitas kiranya sukar untuk diuraikan. Rasa ini yang dapat merasakan hanyalah pribadi-pribadi.

Masalah seni adalah masalah yang mengkhusus. Rasa seni dapat disalurkan kepada umum apabila ada standar untuk menilainya. Alat atau instrumen untuk penilai inipun harus sudah menjadi konsesus umum pula, yaitu apa yang disebut sebagai Hukum Seni.
Hukum Seni yaitu prinsip-prinsip pengorganisasian terhadap keindahan karya seni rupa seperti proporsi, komposisi, perspektif, balance, irama, unity, harmoni, dengan menggunakan unsur garis, bentuk/bidang ruang, warna, tekstur.

Nilai pada seni ditentukan oleh banyak faktor yaitu faktor fisik dan nonfisik.

  • Faktor fisik bila ia telah memenuhi persyaratan desain dari struktur dan dekoratifnya yang sesuai dengan hukum seni(dalam seni rupa).
  • Faktor nonfisik dalam hubungannya dengan fungsi dan tujuan diciptakannya sebuah karya seni. Kedua faktor ini saling menjalin menjadi satu kesatuan.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Boumgarten nilai suatu karya seni didalamnya terkandung hakekat dari benar, baik dan indah.
Kebenaran adalah kesempurnaan akal
Kebaikan adalah kesempurnaan kemauan yang berhubungan dengan etika dan moral, dan
Keindahan adalah harmoni tanggapan bagian dengan bagian dalam hubungannya dari keseluruhan bentuknya. Tujuan keindahan adalah menyenangkan yang dapat ditangkap panca indera manusia.

Seni bermutu mengandung maksud yang dapat diterima oleh semua akal budi, belaku dalam lingkup etika, moral, susila masyarakatnya, serta indah dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dibau.

“Setiap karya seni, bagaimanapun bentuknya tidak memiliki kadar nilai rendah ataupun tinggi.”

Corak/Gaya Seni

Menurut sejarah perkembangan seni rupa dan arsitektur senantiasa mengalami perubahan. Hal ini terus berkembang mengikuti cita rasa yang berkembang pada manusia itu sendiri, dari waktu ke waktu selalu berubah. Perubahan itu terjadi desebabkan oleh penemuan media seni(bahan, alat , teknologi) dan perkembangan intelektual manusia yang terus meningkat.

Menurut pengertian bahwa corak/gaya adalah hasil ungkapan artistik seseorang dalam mewujudkan bentuk-bentuk alami disesuaikan dengan cita rasa keindahan didalam peniruannya.

Apabila seorang seniman menemukan bentuk dan bentuk itu diikuti oleh orang lain sehingga terbentuklah isme-isme(faham) tertentu.

  1. Naturalisme
    pengikut dari corak ini dengan mengambil objek alam dalam karyanya karena tertarik oleh kecantikan dan keagungan dipilihnya objek yang bagus dan sesuai dengan perasaan batinnya(menurut keberadaan alam).
  2. Realisme
    Pengikut setia yang berusaha memudahkan objek alam seperti apa adanya, seperti yang para seniman lihat sehari-hari.
  3. Impresionalisme
    Pengikut setia dari corak yang bentuk alamnya diintensifkan sedemikian rupa menurut pandangan subyektifitasnya, objek yang ditampilkan adalah kesan.
  4. Abstrakisme
    Pengikut setia dari corak yang memandang objek alamnya sebagai medium atau perantara saja, apa yang diekspresikan sama sekali lain dari apa yang dilihat dan sampai tidak berfigur atau figuratif.
    Aliran corak ini dijaman modern sekarang ini menjadi terkotak-kotak seperti : kubisme, pointilisme, surealisme, dadaisme dan sebagainya.

Untuk apa Seni itu dibuat?

Seni sebagai kepuasan pribadi(Personal enjoyment), dalam hal ini Seni memberikan kesenangan dan kepuasan yang khusus. Kepuasan ini tumbuh dari atnggapan cita rasa keindahan pribadinya atas rangsangan yang datang dari bentuk fisik, intelektual serta curahan emosi seniman mampu mengkomunikasikan ide-idenya pada hanya yang dibuat. seni itu mampu memproyeksikan kedalam simbol-simbol yang sangat universal pada kepuasan bathin dari pengalaman manusia.

Mengenal manusia dari waktu yang berbeda, khususnya seni rupa merupakan fakta sejarah untuk mempelajari manusia dari hidup dan mati pada zaman lampau. Kehidupan, pengalaman jiwa, cara berfikir, aplikasi mereka seolah-olah telah terekam pada unsur-unsur keindahan yang mereka hasilkan. Seperti halnya pada gambar-gambar yang dibuat oleh manusia purba dalam lorong-lorong gua.

Istilah Seni dan Asal-Muasal

Dalam bahasa sansekerta seni itu disebut Cilpa. Cilpa  itu sendiri berarti berwarna, bentuk yang indah atau dihias dengan indah. Sedangkan dalam bahasa latin sekitar abad pertengahan terdapat istilah ‘Ars‘. Ars artinya teknik yaitu ketangkasan, kemahiran dalam pengerjaan sesuatu.

Ars inilah yang kemudia berkembangmenjadi L’arte(Italia), L’art(Perancis), El art(Spanyol), dan Art(Inggis), isinyapun mengarah pada pengertian yang sekarang.

Orang jerman menyebutkan seni dengan ‘Die kunst dan orang belanda dengan Kunst yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bangsa Yunani dalam banyak hal dipandang sebagai sumber kebudayaan Eropa, bangsa Yunani sudah mengenal filsafat namun tidak memiliki kata yang dapat disejajarkan dengan pengertian seni. Istilah yang paling dekat adalah ‘techne‘. Techne adalah kemampuan untuk membuat atau pengerjaan sesuatu dengan pengertian yang betul tentang prinsip-prinsipnya. Berdasarkan pengertian diatas nampaklah bahwa tidak ada perbedaan yang tegas antara seniman dengan kekriyaan, antara artists dengan craftsmen, yang berarti tidak ada perbedaan-perbedaan membuat lukisan dengan yang membuat meja.

Namun setelah munculnya istilah ‘Fine Art‘ dalam abad ke 18, mulai ada perbedaan antara seniman dengan kekriyaan. Seniman adalah orang yang menekuni profesi dibidang seni murni, sedangkan kriyawan adalah orang yang bergumul dalam bidang seni pakai(apliad art). Pada akhir abad ke 19 di Inggris terdapat suatu usaha untuk mempersatukan perbedaan yang terjadi, melahirkan karya-karya ‘industrial desain’, merupakan suatu usaha untuk mensenikan produk-produk industri yang dimana menjadi puncak dari teknologi kekriyaan. Hasilnya merupakan suatu benda yang sulit dipisahkan antara unsur kekriyaan dan unsur ekspresi keindahannya.

Dengan konsepsi seni yang sangat cepat berubah memberikan peringatan kepada kita untuk berhati-hati mengambil sikap dalam menghadapi ide-ide baru yang mucul.

Bagian-Bagian Seni

Secara teoritis seni dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

  • Seni yang murni estetik. seperti halnya lukisan, karena didalam penciptaannya si seniman hanya diikat oleh persyaratan yang ada dalam seni lukis tersebut, dan tidak harus mengingat dimana lukisan itu di pasang, betapa harga nominalnya, atau gaya yang bagaimana yang disukai oleh si pembeli. Si seniman hanya mengekspresikannya di atas kanvas(Totalitas).
  • seni terapan atau seni yang di pakai. seperti halnya kursi, akan di bentuk berbagai persyaratan yang berhubungan dengan pemakaiannya. kursi itu dipergunakan di ruang  makan atau untuk untuk di pergunakan di kamar tamu bagaimana bentuk agar cocok dengan sikap duduk dan penggunaanya.

Cabang-Cabang Seni
Dalam hal ini bidang yang kita hadapi adalah seni rupa. Disamping itu seni memiliki cabang-cabangnya yang lain, yaitu : Seni musik atau Seni suara dengan menyusun nada-nada yang dapat dinikmati melalui indra pendengaran, Seni tari atau Seni gerak menggunakan medium gerakan media badan menggunakan anggota badan sang penari itu sendiri, dan Seni rupa adalah cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia lewat objek-objek dua dimenssi dan tiga dimensi yang memakan tempat dan tahan akan waktu. Sifat Seni rupa yang tahan waktu, merupakan kelebihan Seni rupa dari cabang-cabang seni lainnya.

Seni rupa mempunyai banyak sekali terdapat variasi media dan teknik. Dengan beragamnya teknik dan media yang dapat digunakan dalam Seni rupa, mengakibatnya timbulnya ranting-ranting seni diantara lain.

  • Seni lukis adalah suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna.
  • Seni illustrasi adalah seni gambar atau lukis yang diabadikan untuk kepentingan lain, yaitu memberikan penjelasan atau mengiringi suatu pengertian, seperti cerita pendek dimajalah atau uraian tentang penampang pohon dalam materi Biologi.
  • Seni patung adalah bagian dari Seni rupa yang merupakan pernyataan pengalaman artistik lewat bentuk-bentuk tiga dimentional. Walaupun ada yang bersikap seni pakai, tetapi pada galibnya Seni patung adalah Seni murni. Seni patung tempat benar-benar berada didalam ruang sehingga dapat dipandang dari semua arah. Dalam Seni patung tidak ada perspektif seperti halnya dalam Seni lukis. Dalam Seni lukis perspektif dipakai untuk menggambarkan kesan ruang, artinya ruang yang ada dalam lukisan itu adalah semua atau tidak sungguh-sungguh. Sekalipun demikian ada golongan Seni patung yang masih memerlukan perspektif, yaitu Seni relief.
  • Interior merupakan Seni dekorasi yang mempersoalkan bagian dari seni arsitektur yaitu tata rias ruang-ruangnya, bagaimana agar suatu bangunan menjadi lebih nyaman ditempati. Hiasan-hiasan dalam dekorasi ada yang semata-mata bersifat dekoratif, dan ada juga yang memikul beban atau tugas lain(memiliki kegunaan tertentu yang praktis sifatnya).
    Sebagai bagian dari arsitektur, maka ilmu-ilmu yang dipakai merencanakan sebuah bangunan seperti diatas juga harus diterapkan disini, oleh karena itu secara ideal sebaiknya seorang arsitek bekerjasama dengan dekorator dalam merencanakan suatu bangunan. Pada luar bangunan juga harus ada yang menangani, yaitu seorang ahli gardening atau ahli taman dalam bentuknya yang lebih luas berkembang menjadi arsitektur lanskap.
  • Seni printing atau sering di sebut Seni grafis, Seni ini tumbuh dari usaha untuk memperbanyak hasil seni yang dua dimensional. Seni grafis merupakan cabang seni yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi secara visual, misalnya untuk iklan yang bertugas menawarkan atau mempengaruhi pendapat umum. Oleh karena itu cabang seni ini banyak berorientasi kepada ilmu jiwa, khususnya ilmu jiwa sosial.
    Dalam perkembangannya seni printing bergeser dari fungsinya, dimana cabang seni ini tidak lagi mempunyai tugas untuk memperbanyak hasil, melainkan sekedar untuk memperoleh efek gambar yang lain lagi. Oleh karena itu seni printing ini adalah salah satu medium ekspresi dan bukan semata-mata merupakan alat untuk memperbanyak hasil seni rupa.
  • Seni kriya adalah cabang seni rupa yang sangat memerlukan kekriyaan(craftmanship) yang tinggi seperti : Seni ukir kayu, Seni keramik, anyaman, batik dan masih banyak lagi. Sesungguhnya pada zaman dahulu semua seni adalah seni kriya. Tetapi dalam perkembangan zaman cabang-cabang seni yang lebih ekspresif, yang murni estetik dan kurang mementingkan kekriyaan yang tinggi telah memisahkan diri. tetapi karena desakan kemajuan industri Seni kriya ini berpindah fungsi dari Seni terapan ke Seni murni. hal ini menunjukkan bahwa para pembuat dapat membuat hasil yang mempunyai fungsi yang baik dan nilai seni yang tinggi sehingga dapat digunakan dalam dekoratif.

Dengan banyaknya kebudayaan di Indonesia, membuat kesenian-kesenian ini berkembang sangat pesat dan mempunyai banyak variasi menurut kebudayaannya masing-masing. seperti ukiran ornamen di daerah Bali, Batik dari wilayah jawa dan yang lainnya.
Tentu dengan menguntungkannya kebudayaan itu sendiri kita sebagai penerus bangsa yang akan mengharumkan Indonesia nantinya tidak boleh melupakan kebudayaan yang dalam dewasa ini sangat menghawatirkan dengan adanya Globalisasi. Mari bersama-sama wariskan kekayaan kesenian ini kepada anak dan cucu kita.

” EARTH without ART is just   ‘ EH’   “

Pengertian Seni

“Seni” adalah segala macam keindahan yang di ciptakan oleh manusia secara konvensional yang mengomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya. Pengalaman batin tersebut disajikan secara indah atau menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin juga pada manusia lain yang menghayatinya.

Bagaimanakah pendapat para ahli tentang “Seni”Menurut Ki. Hadjar Dewantara, Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakan jiwa manusia.
Menurut Ahdiat Karta Miharja, Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksi realitas(kenyataan) dala suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya.
Menurut Drs. Popo Iskandar berpendapat, Seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat atau berkelompok.
Menurut Herbert Read, Seni adalah aktivitas menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
Menurut Plato dan Rousseau, Seni adalah hasil peniruan dari alam dengan segala seginya.
Menurut Prof. Drs. Suwaji Bastomi, Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
Menurut Drs. Sudarmadji, Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
Menurut Schopenhauer, Seni adalah segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
Menurut Eric Ariyant, Seni adalah kegiatan rohani atau aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihat atau mendengarkannya.
Menurut Enslikopedia Indonesia, Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarkannya.
Menurut Aristoteles, Seni adalah suatu bentuk pengungkapan dan penampilan yang tidak pernah mengalami penyimpangan dari kenyataan yang ada. Selain itu seni merupakan sebuah proses peniruan alam.
Menurut Leo Tolstoy, Seni adalah sebuah proses untuk memunculkan kembali nilai rasa dari apa yang mereka alami dalam kehidupan
Menurut Everyman Encyclopedia, Seni adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dasar dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan kebutuhan spiritual.
Dan terakhir Thomas Munro, seorang filsup dan teori seni bangsa Amerika menyebutkan bahwa “Seni ialah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. efek tersebut mencangkup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengalaman, pengenalan, imajinasi, yang rasional maupun emosional.Walaupun seni rupa dan seni pada umumnya sudah tua usianya, namun gambaran orang biasanya tidak jelas dan sering sekali terlampau sempit dalam memberikan tanggapan mereka. Sebab sangat luasnya daerah jelajah seni dan sangat pesatnya perkembangan jaman dewasa ini sehingga sangat sukar dijangkau. Misalnya hasil karya seni dimasa lampau, seperti barang-barang yang tampaknya beda baik bentuk maupun fungsinya., dimasukkan ke dalam satu katagori yaitu seni. Seperti sebuah lukisan pemandangan Ngarai Sionok di Minangkabau yang elok tergantung di dinding ruang tamu ialah salah satu karya seni rupa. Demikian pula dengan arca Buddha yang dipuja, sebuah Vignette kecil pengisi halaman di majalah, ataupun sebuah sendok makan yang cantik dan enak dipakai, semua tampak berbeda-beda fitrahnya.

Namun pada dewasa ini seni tidak selamanya bisa dilihat indah dan menyejukkan mata pengamatnya, justru kita di hadapkan pada hasil yang mengerikan dan menjijikkan. Hal ini tentu mempunyai fungsinya sendiri-sendiri. Layaknya karya pelukis besar Afandi sering melukis kemelaratan dan kesedihan yang diangkatnya  dari keadaan sekitar sebagai refleksi gejolak jiwanya yang disentuh oleh keadaan itu. Bentuknya jelas tidak mendatangkan kenikmatan, melainkan justru menggelitik perasaan kita menjadi tidak tentram.